Mangayubagyo Jamaah Haji Tahun 2014 Kecamatan Kalasan
Pada Ahad, 26 Oktober 2014 M bertepatan 02 Muharam 1436 H., IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) kecamatan Kalasan bekerja sama dengan instansi terkait menyelenggarakan pengajian Mangayubagyo Jamaah Haji Kecamatan Kalasan Tahun 2014. Dalam kegiatan ini, IPHI Kecamatan Kalasan juga menyelenggarakan pengajian Tahun Baru 1436 H. Susunan acaranya sebagai berikut, pertama: pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci Alquran, menyanyikan Mars IPHI, prakata panitia, penyampaian pesan dan kesan pengalaman ibadah haji oleh satu jamaah, sambutan camat Kalasan (Samsul Bakri, SIP, MM), dan Taushiyah oleh Prof. Dr. Rachmat Wahab, terakhir doa dan penutup.
Menurut Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, bahwa jamaah haji kecamatan Kalasan yang berangkat ke Tanah Suci tahun 2014 ini sebanyak 63 (enam puluh tiga) orang. Lima puluh tiga (53) orang memang porsinya berangkat tahun 2014 ini, sedangkan 10 (sepuluh) orang porsinya lunas tunda tahun 2013 yang lalu.
Pengajian Mangayubagyo Jamaah Haji dan Tahun Baru 1436 Hijriyah yang bertempat di balaidesa Selomartani, Kalasan, Sleman ini mengangkat tema: “Meraih Kemabruran haji yang Hakiki”. Dalam taushiyahnya, Prof. Dr. Rachmat Wahab, menyampaikan bahwa bagi jamaah haji yang mabrur tidak ada balasan dari Allah swt kecuali jannah (surga) sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: والحج المبرور ليس له جزاء الا الجنة. متفق عليه . Prof. Dr. Rachmat Wahab menyampaikan bahwa beberapa kiat dan strategi untuk menggapai haji yang mabrur.
Pertama: para jamaah haji harus mempuyai niat dan tekad yang kuat untuk menjadi haji yang mabrur. Sebab segala sesuatu akan sangat tergantung kepada ketulusan dan kekuatan niat dan tekad masing-masing insan. Nabi Muhammad saw bersabda: انما الأعمال بالنيات وانما لكل امرء ما نوى (Semua amal perbuatan apa saja sangat tergantung kepada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan kualitas hasil amal perbuatannya sesuai dengan kekuatan niatnya).
Kedua: para jamaah haji setelah pulang ke Tanah Air agar selalu berdoa sebagaimana telah dibiasakan selama di Tanah Suci. Sebenarnya para jamaah haji begitu sudah keluar rumah, maka mereka pun termasuk musafir yang akan mendapatkan keistimewaan dari Allah SWT. Artinya, doa-doa mereka akan mendapatkan perhatian dari Allah SWT.
Ketiga: para jamaah haji dalam kehidupan sehari-hari harus selalu berbekal taqwa. Allah SWT berfirman: وتزودوا فان خير الزاد التقوى (Berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa: Al-Baqarah: 197).
Keempat: para jamaah haji harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Rasa bersyukurnya itu pun harus diaktualisasikan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Mereka juga harus mampu menghadapi tantangan duniawi. Sebaliknya mereka harus meningkatkan kualitas amaliyah ukhrawi.
Kelima: para jamaah haji sudah seharusnya mampu menanamkan rasa kerendahan hati. Jauhi sifat dan sikap takabur (sombong) lantaran merasa sudah berpredikat haji. Memang, para jamaah haji boleh saja memotivasi diri untuk senantiasa meningkatkan kualitas amal ibadahnya lantaran sudah berpredikat haji. Nabi Muhammad saw sendiri pernah menyampaikan bahwa beliau adalah Rasulullah (utusan Allah) yang mendapat lindungan-Nya.
Demikian, acara mangayubagyo jamaah haji kecamatan Kalasan tahun 2014 dan pengajian Tahun Baru 1436 Hijriyah. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Menurut Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, bahwa jamaah haji kecamatan Kalasan yang berangkat ke Tanah Suci tahun 2014 ini sebanyak 63 (enam puluh tiga) orang. Lima puluh tiga (53) orang memang porsinya berangkat tahun 2014 ini, sedangkan 10 (sepuluh) orang porsinya lunas tunda tahun 2013 yang lalu.
Pengajian Mangayubagyo Jamaah Haji dan Tahun Baru 1436 Hijriyah yang bertempat di balaidesa Selomartani, Kalasan, Sleman ini mengangkat tema: “Meraih Kemabruran haji yang Hakiki”. Dalam taushiyahnya, Prof. Dr. Rachmat Wahab, menyampaikan bahwa bagi jamaah haji yang mabrur tidak ada balasan dari Allah swt kecuali jannah (surga) sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: والحج المبرور ليس له جزاء الا الجنة. متفق عليه . Prof. Dr. Rachmat Wahab menyampaikan bahwa beberapa kiat dan strategi untuk menggapai haji yang mabrur.
Pertama: para jamaah haji harus mempuyai niat dan tekad yang kuat untuk menjadi haji yang mabrur. Sebab segala sesuatu akan sangat tergantung kepada ketulusan dan kekuatan niat dan tekad masing-masing insan. Nabi Muhammad saw bersabda: انما الأعمال بالنيات وانما لكل امرء ما نوى (Semua amal perbuatan apa saja sangat tergantung kepada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan kualitas hasil amal perbuatannya sesuai dengan kekuatan niatnya).
Kedua: para jamaah haji setelah pulang ke Tanah Air agar selalu berdoa sebagaimana telah dibiasakan selama di Tanah Suci. Sebenarnya para jamaah haji begitu sudah keluar rumah, maka mereka pun termasuk musafir yang akan mendapatkan keistimewaan dari Allah SWT. Artinya, doa-doa mereka akan mendapatkan perhatian dari Allah SWT.
Ketiga: para jamaah haji dalam kehidupan sehari-hari harus selalu berbekal taqwa. Allah SWT berfirman: وتزودوا فان خير الزاد التقوى (Berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa: Al-Baqarah: 197).
Keempat: para jamaah haji harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Rasa bersyukurnya itu pun harus diaktualisasikan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Mereka juga harus mampu menghadapi tantangan duniawi. Sebaliknya mereka harus meningkatkan kualitas amaliyah ukhrawi.
Kelima: para jamaah haji sudah seharusnya mampu menanamkan rasa kerendahan hati. Jauhi sifat dan sikap takabur (sombong) lantaran merasa sudah berpredikat haji. Memang, para jamaah haji boleh saja memotivasi diri untuk senantiasa meningkatkan kualitas amal ibadahnya lantaran sudah berpredikat haji. Nabi Muhammad saw sendiri pernah menyampaikan bahwa beliau adalah Rasulullah (utusan Allah) yang mendapat lindungan-Nya.
Demikian, acara mangayubagyo jamaah haji kecamatan Kalasan tahun 2014 dan pengajian Tahun Baru 1436 Hijriyah. Semoga bermanfaat bagi kita semua.