IPHI Kalasan Mangayubagyo Jamaah Haji Tahun 2013
Pada Ahad, 17 Nopember 2013 M Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kecamatan Kalasan menyelenggarakan acara "Mangayubagyo Jamaah Haji Tahun 2013 M/1434 H. Acara ini sekaligus dirangkai dengan kegiatan Peringatan Tahun Baru Islam " 1 Muharram 1435 H". Kegiatan yang sudah rutin setiap tahun dilaksanakan ini diselenggarakan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kementerian Sosial Republik Indonesia di Perumahan Pertamina Purwomartani, Kalasan, Sleman. Tahun 2013 M/1434 H jamaah haji kecamatan Kalasan yang berangkat ke Tanah Suci sebanyak 76 orang. Satu di antaranya meninggal dunia di Tanah Suci, yaitu bapak H. Muhammad Sagimun yang berasal dari Jetak, Selomartani, Kalasan, Sleman. Kegiatan ini dihadiri sekitar 300 jamaah. Hadir pula Muspika Kecamatan Kalasan. Kantor Kecamatan diwakili oleh Kasi Kesmas, Gunardi, S.IP. dan KUA Kecamatan Kalasan dihadiri oleh Eko Mardiono, S.Ag., MSI.
Narasumber pengajian Mangayubagyo Haji ini adalah Ustadz H. Cholid Mahmud, MT, anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut ustadz Cholid, ibadah haji merupakan penyempurna amal-amal ibadah lainnya. Oleh karenanya, orang yang sudah melaksanakan ibadah haji pasti sudah menunaikan rukun Islam yang lain. Orang yang sudah berhaji mesti sudah istiqamah dalam bersyahadat, shalat, zakat, dan puasa.
Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, dalam sambutannnya menegaskan bahwa umat Muslim yang telah menunaikan rukun Islam kelima, yakni Haji, haruslah meningkat kualitas personal dan sosialnya. Secara personal, seseorang yang sudah berpridikat haji haruslah mempunyai kualitas diri yang lebih baik, baik dalam aspek sikap, tutur kata maupun perbuatan. Secara sosial, seseorang yang sudah berhaji juga hatus mampu menjadi suri tauladan dan motor penggerak dalam pembangunan dan pencerahan umat. Masjid dapat dijadikan sebagai media dan wahana untuk aktualisasi dan ladang ibadah. Sebenarnya Kementerian Agama mempunyai program "GEMMAR MENGAJI" (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji), yang mengkondisikan bahwa masyarakat setelah shalat Maghrib supaya membudayakan untuk mengaji Alquran. Nah, para haji dan hajjah dapat mengambil peran dalam pelaksanaan program "GEMMAR MENGAJI" ini. Selain itu semua, para jamaah haji dan hajjah sudah seharusnya masuk dan aktif dalam kegiatan IPHI, baik IPHI tingkat ranting ataupun cabang, sebab dengan media organisasi ini kiprah para haji dan hajjah dapat tersalurkan dan terorganisasikan secara profesioanl, demikian pesan Kepala KUA Kecamatan Kalasan.
Narasumber pengajian Mangayubagyo Haji ini adalah Ustadz H. Cholid Mahmud, MT, anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut ustadz Cholid, ibadah haji merupakan penyempurna amal-amal ibadah lainnya. Oleh karenanya, orang yang sudah melaksanakan ibadah haji pasti sudah menunaikan rukun Islam yang lain. Orang yang sudah berhaji mesti sudah istiqamah dalam bersyahadat, shalat, zakat, dan puasa.
Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, dalam sambutannnya menegaskan bahwa umat Muslim yang telah menunaikan rukun Islam kelima, yakni Haji, haruslah meningkat kualitas personal dan sosialnya. Secara personal, seseorang yang sudah berpridikat haji haruslah mempunyai kualitas diri yang lebih baik, baik dalam aspek sikap, tutur kata maupun perbuatan. Secara sosial, seseorang yang sudah berhaji juga hatus mampu menjadi suri tauladan dan motor penggerak dalam pembangunan dan pencerahan umat. Masjid dapat dijadikan sebagai media dan wahana untuk aktualisasi dan ladang ibadah. Sebenarnya Kementerian Agama mempunyai program "GEMMAR MENGAJI" (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji), yang mengkondisikan bahwa masyarakat setelah shalat Maghrib supaya membudayakan untuk mengaji Alquran. Nah, para haji dan hajjah dapat mengambil peran dalam pelaksanaan program "GEMMAR MENGAJI" ini. Selain itu semua, para jamaah haji dan hajjah sudah seharusnya masuk dan aktif dalam kegiatan IPHI, baik IPHI tingkat ranting ataupun cabang, sebab dengan media organisasi ini kiprah para haji dan hajjah dapat tersalurkan dan terorganisasikan secara profesioanl, demikian pesan Kepala KUA Kecamatan Kalasan.