IPHI Kalasan Selenggarakan Wisata Dakwah
Pada Ahad, 18 Mei 2014 IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Kalasan menyelenggarakan wusata dakwak ke pondok pesantren Al-Hadiid Karangmojo, Gunungkidul. Ketua IPHI Kalasan, Drs. H. Rahmat Basuki, M.Hum, menyampaikan bahwa tujuan wisata dakwah ini adalah untuk menyambung tali silaturrahmi, mempererat persaudaraan, thalabul ilmi (mencari ilmu), menjaga kemabruran haji, dan melaksanakan amal ibadah sosial jamaah IPHI Kecamatan Kalasan. Wisata dakwah ini diikuti oleh semua pengurus dan Dewan Pembina serta Muspika Kecamatan Kalasan. Dewan Pembina yang ikut Prof. Dr. Taufiq Daldiri, MA., sedangkan Muspika adalah camat Kalasan, Samsul Bakri, SIP., MM., Kapolsek Kompol Heli Widiyatno, Danramil Kapten Sujud, dan Kepala KUA Eko Mardiono, S.Ag., MSI.
Pengasuh pondok pesantren Al-Hadiid, Ustadz Yusuf Ismail al-Hadiid, dalam tausiyahnya menyampaikan: Pertama: seluruh umat manusia sudah seharusnya selalu bersyukur kepada Allah SWT. Umat manusia akan senantiasa mendapat nikmat Allah SWT yang setipa hari akan selalu berbeda. Kedua: Pintu masuk ke pondok pesantren ini sengaja tidak dibuat pintu gerbang. Pintu gerbangnya justru berupa makam/kuburan. Pintu gerbang ini diharapkan dapat mengingatkan para pengunjung untuk selalu ingat kepada datangnya kematian (maut), sehingga nantinya selalu mempersiapkan bekal sejak dini.
Ketiga: Pondok Pesantren al-Hadiid ini janganlah dicurigai sebagai sarang para teroris yang sering dialamatkan kepada umat Islam tertentu. Untuk menepis issu yang tidak benar tersebut, pondok pesantren Al-Hadiid mencanangkan bahwa SANTRI yang ada di ponpes ini singkatan dari Siap Amankan Negara Tercinta Republik Indonesia. Indonesia senyatanya adalah negara besar yang kuat yang harus dipertahankan jangan sampai dipecah belah oleh kekuatan asing. Sudah banyak negera Islam yang dihancurkan kekuatan asing, misalnya Irak, Suriah, dan Mesir.
Keempat: Umat Islam harus membangun identitas yang jelas. Identitas umat paling tidak meliputi: Tuhan yang Esa (tauhid), puasa Ramadan dan Idul Fitri, Alquran, zakat dan infak, dan busana muslim (jilbab). Sebagai identitas, umat Islam harus mampu menunjukkan kepada umat/dunia luar bahwa umat mampu melaksanakan ajaran-ajaran agamanya sehingga mempunyai spesifikasi dan keistimewaan yang diperhitungkan oleh orang lain.