Kalasan Selenggarakan STQ Tingkat Kecamatan
Pada hari Ahad, 01 Juni 2014 Kecamatan Kalasan menyelenggarakan STQ (Seleksi Tilawatil Quran) Tingkat Kecamatan. STQ Kecamatan Kalasan Tahun 2014 ini bertempat di Balaidesa Selomartani, Kalasan, Sleman. Ada tiga jenis cabang yang diperlombakan, yaitu: Tilawatil Qur’an (Seni Baca Alqur’an), Tahfidzil Qur’an (Hafalan Alqur’an), dan Tafsiril Qur’an (Tafsir Alqur’an). Tilawatil Quran meliputi cabang lomba kategori anak-anak dan dewasa untuk putra dan putri. Tahfidzil Qur’an meliputi hafalan 1, 5, 10, 20, dan 30 juz untuk putra dan putri.
Camat Kalasan, Samsul Bakri, SIP, MM., menyatakan bahwa STQ Kecamatan Kalasan Tahun 2014 ini dilaksanakan dengan berbasis desa. Maksudnya, pengiriman peserta STQ dilaksanakan oleh masing-masing Pemerintah Desa yang ada di wilayah kecamatan Kalasan. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, peserta STQ/MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) diambilkan dari siswa-siswi dari sekolah-sekolah atau para santri dari pondok-pondok pesantren. Dengan model STQ berbasis desa ini, diharapkan akan terjadi kompetisi antarkafilah masing-masing desa. STQ Kecamatan Kalasan Tahun 2014 ini pun diikuti oleh empat Kafilah Desa, yakni Kafilah Desa Purwomartani, Tirtomartani, Tamanmartani, dan Selomartani.
Ketua Panitia Pelaksana STQ yang sekaligus Kasi Kesmas Kecamatan Kalasan, Gunardi, SIP., menyampaikan bahwa STQ Kecamatan Kalasan Tahun 2014 ini diikuti oleh 37 peserta utusan dari keempat kafilah desa. Cabang lomba yang diikuti adalah Tilawatil Quran Anak-anak dan Dewasa untuk Putra dan Putri dan Tahfidzil Quran Anak-anak dan Dewasa untuk Putra dan Putri. Sedangkan cabang lomba Tafsiril Quran belum ada yang mengikutinya. Menurut Gunardi, STQ tahun ini dilaksanakan di balaidesa Selomartani, Kalasan. Tempat ini dipilih dengan tujuan untuk menambah syiar agama Islam mengingat lokasinya yang sangat strategis, tepi jalan, dan berada di dekat pemukiman penduduk. Selain itu, pelaksanaan STQ ini juga bertujuan untuk menjaring sekaligus membentuk Kafilah STQ Kecamatan Kalasan guna mengikuti STQ Tingkat Kabupaten Sleman yang rencananya akan dilaksanakan pada September 2014.
Sementara itu, Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA sekaligus Ketua LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Kecamatan Kalasan, menegaskan akan arti pentingnya kaderisasi dan penyiapan bibit-bibit peserta STQ/MTQ, terutama cabang lomba Tahfidzil Quran 5 juz, 10 juz, 20 juz, bahkan 30 juz. Sekarang ini di kecamatan Kalasan cukup sulit mencari peserta yang mempunyai kualifikasi hafalan Qur’an tersebut. Untuk itu, perlu dibangun sinergitas antara LPTQ, KUA (Muspika), Sekolah, Madrasah, dan Pondok Pesantren serta Pemerintah Desa. Misalnya, kurikulum hafalan di Pondok Pesantren disesuaikan dengan kriteria lomba dan umur peserta yang ditetapkan dalam lomba STQ/MTQ ini. Hafalan santrinya tidak dimulai dari juz 30, kemudian juz 29 begitu seterusnya ke depan, tetapi dimulai dari juz 1, lalu juz 2 begitu seterusnya ke belakang. Begitu juga, Madrasah-madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman yang mempunyai program unggulan tahfidz bagi anak didiknya, demikian Eko Mardiono.