KUA Kalasan Bersama Puskesmas Lakukan Pantauan Makanan Sehat dan Hegenis
Pada hari Selasa, 23 Desember 2014 Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalasan bersama-sama dengan Puskesmas Kalasan dan Kantor Instansi Pemerintah terkait melakukan pemantauan makanan sehat dan hegenis. Pemantauan makanan tersebut dilakukan dengan mengambil dua moment penting, yaitu jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru Masehi. Dikarenakan pada saat kedua moment tersebut biasanya tingkat konsumsi makanan masyarakat meningkat tajam. Walaupun sebenarnya Puskesmas bersama-sama dengan KUA Kecamatan setempat juga selalu melakukan pemantauan makanan sehat, hegenis, dan halal menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Menurut Kepala KUA Kecamatan Kalasan, Eko Mardiono, S.Ag., MSI., agama Islam pun sesungguhnya mengajarkan supaya Umat Islam mengkonsumsi makanan yang selain halal juga makanan yang sehat dan hegenis (thoyyib). Allah SWT berfirman: “Hai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal dan baik (sehat/hegenis) dari segala sesuatu yang terdapat di bumi” (Q.S. Al-Baqarah: 168). Lantas, bagaimana kriteria makanan yang sehat dan hegenis tersebut?
Kepala Puskesmas Kecamatan Kalasan, dr. Hj. Yuli Khamidah, menetapkan bahwa ada beberapa kriteria makanan yang sehat dan hegenis. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama: Kelompok Bahan Makanan Nabati. Ciri-ciri buah-buahan yang baik adalah (1) Keadaan fisiknya baik dan isinya masih tertutup; (2) Warnanya sesuai bawaan; dan (3) Tidak berbau busuk, tidak berbau masam serta tidak ada cairan lain selain getah.
Kedua: Kelompok Bahan Makanan Hewani. Adapun ciri-ciri daging yang sehat yaitu (1) Makanan Hewani tersebut tampak mengkilat, berwarna cerah, dan tidak pucat; (2) Tidak tercium bau masam atau busuk; (3) Bersifat elastis (kenyal), yakni bila ditekan dengan jari akan segera kembali (tidak kaku); dan (4) Bila dipegang tidak lekat/lengket dan masih terasa basah.
Ketiga: Kelompok Bahan Makanan Berkaleng. Adapun ciri-cirinya yang sehat yaitu: kalengnya tidak berkarat, tidak sobek, tidak menggelembung, dan tidak cekung.
Keempat: Kelompok Bahan Makanan Kemasan. Ciri-ciri Makanan Kemasan yang sehat adalah bahwa pada Kemasan Makanan tersebut terdapat tulisan tentang (1) Jenis produksi; (2) Nomor registrasi kesehatan; (3) Komposisi; (4) Netto/isi; (5) Nama perusahaan; (6) Tanggal Kedaluarso; dan (7) Merk.
Kelima: Tempat Penyimpanan Makanan. Adapun ciri-ciri tempat penyimpanan makanan yang baik yaitu: (1) Tidak bersentuhan langsung dengan lantai; (2) Tidak bersentuhan langsung dengan dinding; (3) Penerangan cukup (membaca koran di sudut tergelap masih bisa); dan (4) Tidak bercampur dengan bahan non makanan. Demikian, sebagian ciri-ciri makanan yang sehat dan hegenis.
Kemudian, Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, menyampaikan bahwa ada beberapa kiat dan cara berbelanja makanan yang sehat, hegenis, dan sekaligus halal. Adapun kiat dan caranya secara lengkap adalah sebagi berikut.
(1) Selalu membaca dan mencermati label: Logo Halal dan No. Depkes (MD, ML, atau SP) serta zakat 2,5 %.
(2) Hindari produk yang menggunakan istilah-istilah yang belum familiar (belum kenal).
(3) Hindari produk-produk impor yang menggunakan istilah asing yang belum diterjemahkan.
(4) Produk impor yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia pilih yang ber-ML dan ada logo halal.
(5) Cari daging halal yang tempatnya dipisahkan dari daging haram. Demikian, semoga bermanfaat.
Kepala Puskesmas Kecamatan Kalasan, dr. Hj. Yuli Khamidah, menetapkan bahwa ada beberapa kriteria makanan yang sehat dan hegenis. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama: Kelompok Bahan Makanan Nabati. Ciri-ciri buah-buahan yang baik adalah (1) Keadaan fisiknya baik dan isinya masih tertutup; (2) Warnanya sesuai bawaan; dan (3) Tidak berbau busuk, tidak berbau masam serta tidak ada cairan lain selain getah.
Kedua: Kelompok Bahan Makanan Hewani. Adapun ciri-ciri daging yang sehat yaitu (1) Makanan Hewani tersebut tampak mengkilat, berwarna cerah, dan tidak pucat; (2) Tidak tercium bau masam atau busuk; (3) Bersifat elastis (kenyal), yakni bila ditekan dengan jari akan segera kembali (tidak kaku); dan (4) Bila dipegang tidak lekat/lengket dan masih terasa basah.
Ketiga: Kelompok Bahan Makanan Berkaleng. Adapun ciri-cirinya yang sehat yaitu: kalengnya tidak berkarat, tidak sobek, tidak menggelembung, dan tidak cekung.
Keempat: Kelompok Bahan Makanan Kemasan. Ciri-ciri Makanan Kemasan yang sehat adalah bahwa pada Kemasan Makanan tersebut terdapat tulisan tentang (1) Jenis produksi; (2) Nomor registrasi kesehatan; (3) Komposisi; (4) Netto/isi; (5) Nama perusahaan; (6) Tanggal Kedaluarso; dan (7) Merk.
Kelima: Tempat Penyimpanan Makanan. Adapun ciri-ciri tempat penyimpanan makanan yang baik yaitu: (1) Tidak bersentuhan langsung dengan lantai; (2) Tidak bersentuhan langsung dengan dinding; (3) Penerangan cukup (membaca koran di sudut tergelap masih bisa); dan (4) Tidak bercampur dengan bahan non makanan. Demikian, sebagian ciri-ciri makanan yang sehat dan hegenis.
Kemudian, Eko Mardiono, S.Ag., MSI., Kepala KUA Kecamatan Kalasan, menyampaikan bahwa ada beberapa kiat dan cara berbelanja makanan yang sehat, hegenis, dan sekaligus halal. Adapun kiat dan caranya secara lengkap adalah sebagi berikut.
(1) Selalu membaca dan mencermati label: Logo Halal dan No. Depkes (MD, ML, atau SP) serta zakat 2,5 %.
(2) Hindari produk yang menggunakan istilah-istilah yang belum familiar (belum kenal).
(3) Hindari produk-produk impor yang menggunakan istilah asing yang belum diterjemahkan.
(4) Produk impor yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia pilih yang ber-ML dan ada logo halal.
(5) Cari daging halal yang tempatnya dipisahkan dari daging haram. Demikian, semoga bermanfaat.